Bisnis.com, PADANG-- Asosiasi Agen Perjalanan dan Pariwisata Indonesia (ASITA) mengingatkan anggotanya untuk mengantisipasi penularan virus penyebab sindrom pernapasan (Middle East Respiratory Syndrome /MERS).
Sindrom ini tengah mewabah di Korea Selatan. Ketua DPP ASITA Asnawi Bahar mengatakan, harus ada tindakan pencegahan di bandar udara.
"Kami early warning kepada pengusaha travel untuk mengantisipasi turis yang masuk ke Indonesia. Apakah mereka sudah pakai vaksin atau ada surat keterangan kesehatannya," ujarnya saat dihubungi, Jumat (5/6/2015).
Menurutnya, jumlah wisatawan asal Korea Selatan cukup tinggi. Terutama ke Batam dan Bali.
"Cukup besar, ke Bali saja 400 ribu-500 ribu," ujarnya.
Makanya, kata Asnawi, ASITA meminta pemerintah segera mengantisipasi dengan mengeluarkan kebijakan dan mengamankan wisatawan yang menuju atau dari Korea Selatan. Asosiasi akan menyurati menteri kesehatan dan menteri pariwiasata meminta pemerintah mengambil langkah strategis.
MERS kembali merebak di Korea Selatan sejak bulan lalu. Sebanyak 35 warga Korea Selatan positif terjangkit, dua di antaranya meninggal dunia. Pemerintah setempat mengisolasi 1.369 orang yang sempat melakukan kontak langsung dengan pasien MERS, untuk menghindari penyebaran virus.
MERS pertama kali ditemukan pada manusia tahun 2012. Penyakit ini disebabkan Virus Corona yang berjenis sama dengan virus penyebab SARS.
WHO menyatakan tingkat kematian akibat MERS lebih tinggi dibanding SARS yaitu 38 persen. Hingga kini, total terdapat 1.179 kasus MERS terjadi di seluruh dunia. Sebanyak 442 kasus di antaranya menyebabkan kematian.