Bisnis.com, JAKARTA-Berdasarkan penelitian, dalam kurun waktu lima tahun terakhir, terjadi kenaikan hingga 165 persen perjalanan wisata yang yang didasarkan pada keyakinan diri atau wisata religi, kata Sekretaris Kementerian Pariwisata, Ukus Kuswara.
"Dari sekian banyak keanekaragaman wisata di Indonesia, masih ada potensi yang tersembunyi untuk digali, diperkuat san dioptimalkan. Wisata religi menjadi pembeda dan ciri khas peradaban bangsa Indonesia," kata Sekretaris Kementerian Pariwisata, Ukus Kuswara di Ciamis, Minggu. Salah satunya, Pesantren Sirnarasa yang turut meramaikan sebagai tempat tujuan potensi-potensi yang dijadikan kunjungan wisata religi bagi para wisatawan baik lokal maupun asing. Dalam salah satu percakapan di acara manaqib (napak tilas kisah orang saleh), ia mengatakan tahun ini terjadi pergeseran tren kepariwisataan.
Tren tersebut adalah adalah perubahan paradigma parawisata dari "sun, sand and sea" menjadi "serenity, sustainability and spirituality". Kemudian, untuk data seluruh dunia, UNWTO memperkirakan sekitar 330 juta wisatawan global atau 30 persen dari total keseluruhan wisatawan global melakukan kunjungan ke situs-situs religius di seluruh dunia, baik yang berdasar pada motif spiritual ataupun motif kognitif. Sebelumnya, Menteri Pariwisata (Menpar) Arief Yahya bertekad serta meminta keterlibatan seluruh pemangku kepentingan untuk meningkatkan dan memperbaiki tata kelola destinasi wisata ziarah di Tanah Air.
Menteri Arief Yahya menyebutkan, ia akan fokus pada tiga hal untuk membangun dan memperbaiki tata kelola destinasi wisata ziarah. "Saya akan fokus pada pemasaran, destinasi, dan SDM," kata Menteri Arief Yahya. Menurut dia, diperlukan pengembangan destinasi wisata ziarah secara lebih serius, termasuk pengelolaan destinasi, pengemasan produk wisata, serta promosi dan pemasaran pada segmen wisata minat khusus tersebut.
Khusus untuk tata kelola destinasi, Menteri fokus pada kemasan atraksi dan daya tarik wisata ziarah. "Saya minta koreografer dari nasional, pakaian juga diperhatikan. Promosi nanti kita akan bantu di semua tv nasional. Saya juga akan fokus di sanitasi, wc bersih," katanya. Ia mengatakan, mulai tahun depan pihaknya akan mengalokasikan Rp1 miliar per satu lokasi destinasi wisata ziarah untuk biaya pengelolaan destinasi khususnya sanitasi bersih.
Sementara terkait sumber daya manusia (SDM), pihaknya akan menyiapkan 100 orang perlokasi untuk memberikan bimbingan teknis soal hospitality di sebuah destinasi wisata ziarah. "Saya mengajak lestarikanlah situs itu maka situs itu akan menyejahterakan kamu. Ke depan saya berharap wisata ziarah akan menyejahterakan masyarakat di sekitar lokasi wisata tersebut," katanya.