Tradisi Dayak Maanyan yang seperti ini masih diterapkan di daerah di mana Darlen berada, sedangkan tempat-tempat lain sudah relatif meninggalkannya.
Seorang pemuda Dayak Ma'anyan, Asuradi, mengakui tradisi seperti memukul gong, kuali, panci lesung atau benda lainnya yang menimbulkan bunyi-bunyian keras pada saat gerhana, sudah mulai terlupakan.
"Terutama bagi masyarakat suku Dayak Ma'anyan yang berdomisili di perkotaan," kata Asuradi.
Sebaliknya, warga Dayak Ma'anyan di pedesaan, terutama mereka yang bertani dan berkebun, masih menjunjung tinggi tradisi memukul benda sampai terdengar nyaring manakala gerhana terjadi.
"Biasanya tradisi tersebut akan dilakukan oleh warga beramai-ramai dengan sendirinya tanpa ada yang memandunya," ujar Asuradi.
Dia berharap tradisi semacam ini dilestarikan, bukan hanya demi menjaga warisan budaya tetap abadi, namun juga demi anak cucu manusia.
Makna Baik & Buruk Gerhana Matahari Menurut Suku Ma’anyan
Tradisi Dayak Maanyan yang seperti ini masih diterapkan di daerah di mana Darlen berada, sedangkan tempat-tempat lain sudah relatif meninggalkannya.
Halaman Selanjutnya
Tidak Baik
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel
Penulis : Newswire
Editor : Nancy Junita
Topik
Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Bisnis Indonesia Premium.
Artikel Terkait
Berita Lainnya
Berita Terbaru
Terpopuler
# Hot Topic
Rekomendasi Kami
Foto
