Bisnis.com, SEMARANG - Sekitar 10 ribu peserta meramaikan Karnaval Paskah Semarang 2016 yang digelar mulai dari halaman Balai Kota Semarang hingga Gelanggang Olahraga (GOR) Tri Lomba Juang Semarang.
Rombongan peserta karnaval dilepas oleh Wali Kota Semarang Hendrar Prihadi, Jumat (8/4/2016), diiringi dengan pembunyian sirene, serta pelepasan balon dan burung merpati dari replika telur Paskah raksasa.
Berbagai kostum unik ditampilkan oleh peserta yang berasal dari sekolah-sekolah Katolik dan Kristen, baik negeri maupun swasta, perguruan tinggi, dan sejumlah komunitas yang ada di Kota Semarang.
Romo Aloysius Budi dari Paroki Ungaran, Kabupaten Semarang, juga diberi kesempatan menampilkan kemahirannya bermain saksophone, dan menyanyikan tembang di hadapan para hadirin dan masyarakat.
Menurut Ketua Panitia Karnaval Paskah 2016, Rukma Setyabudi, pergelaran karnaval memeriahkan Paskah itu menunjukkan tidak adanya ekseklusivitas dalam kehidupan beragama di Kota Semarang.
“Ini untuk semua warga Kota Semarang, apapun agamanya. Hanya saja, penyelenggaranya dari kelompok agama tertentu karena untuk memeriahkan Paskah. Namun, tidak apa-apa," katanya.
Keterbukaan
Pergelaran karnaval semacam itu menunjukkan adanya keterbukaan dalam kehidupan bersama antarwarga dan memperlihatkan bagaimana toleransi di tengah keberagaman di masyarakat.
"Semua kelompok dan unsur membantu. Dari Gerakan Pemuda (GP) Ansor, Muslimat Nahdlatul Ulama (NU) membantu. Ini betul-betul rakyat yang nduwe gawe," kata Rukma yang juga Ketua DPRD Jawa Tengah itu.
Pada kesempatan lain, kata dia, tentunya teman-teman dari Kristiani yang akan bergantian membantu teman-teman dari agama lain, termasuk muslim yang ingin memeriahkan perayaan hari besar agamanya.
Dewi Susilo Budiharjo, selaku Wakil Ketua Panitia Paskah 2016 menambahkan, target awal karnaval itu diikuti sekitar 8.000 peserta, tetapi ternyata animo peserta membeludak hingga mencapai 10.800 orang.
Wali Kota Semarang Hendrar Prihadi juga mengapresiasi pergelaran karnaval Paskah yang sebenarnya bukan sekadar seremoni, tetapi mengandung makna luar biasa untuk merekatkan antarmasyarakat.
"Semarang ini memiliki banyak suku bangsa, agama, etnis, dan sebagainya. Alhamdulillah, semuanya kompak dan guyub dalam membangun kota. Rasa saling menyayangi dan kebersamaan ini harus dijaga," katanya.
Pada tahun lalu, kata dia, karnaval Paskah juga digelar dengan rute dari depan balai kota menuju Lapangan Garnisun, kemudian tahun ini diperpanjang mulai balai kota sampai GOR Tri Lomba Juang.
Tahun ini dari Balai Kota menuju GOR Tri Lomba Juang, karnaval Paskah tahun depan mudah-mudahan bisa dilakukan dari Balai Kota Semarang hingga Lapangan Simpang Lima Semarang.