Bisnis.com, JAKARTA — Majapahit Admiration Community, sebuah komunitas pecinta sejarah dan budaya Majapahit bersama Kementerian Koordinator Bidang Maritim dan Sumber Daya RI, meresmikan kapal pelayaran ekspedisi Spirit of Majapahit dengan nilai investasi sekitar Rp2,5 miliar.
Sekretaris Jenderal Majapahit Admiration Community Takajo Yoshiaki menyatakan rencana ekspedisi Spirit of Majapahit ini sudah dimulai sejak 2009. Kapal yang dibangun persis dengan kapal abad ke-13 tersebut didanai oleh para anggota komunitas yang terdiri dari orang-orang Indonesia dan orang-orang Jepang yang adalah kaum entrepreneurs.
“Kapal pertama yang mulai pada 2009 selesai dibangun pada Juni 2010 menelan biaya sekitar Rp1,5 miliar. Lalu setelah dilakukan reparasi dan penambahan ornamen ukiran menjadi sekitar Rp2,5 miliar,” ujar Takajo, Senin (5/2/2016).
Takajo menceritakan kapal tersebut memang awalnya harus diberangkatkan pada 2011 tetapi batal karena tsunami di Jepang. Selama 3 tahun, kapal tersebut mengalami perbaikan dan ditargetkan siap berlayar pada 2015, bertepatan dengan peringatan 70 tahun Hari Kemerdekaan Republik Indonesia.
Takajo mengaku setibanya kapal tersebut di Jepang akan diabadikan di Tokyo sebagai monument budaya sejarah maritim Indonesia dengan Jepang.
DANA EKSPEDISI
Ketua Majapahit Admiration Community Sumwarwoto menyatakan untuk pembangunan kapal yang menggelontorkan biaya sekitar Rp2,5 miliar tersebut pihaknya mendapatkan banyak bantuan atau sumbangan dari berbagai pihak dan komunitas sejarah. Sumbangan tersebut dalam bentuk kayu misalnya kayu jati, atau tambahan ornamen untuk gate dan ukiran.
“Anggota komunitas kami ada ribuan, gabungan orang Indonesia dan Jepang. Kami memang menunggu kapal ini, di samping pengiriman kapanya aka nada pengiriman pameran keris juga di Jepang. Ada 72 bilah keris pusaka untuk dipamerkan di sana,” ungkap Sumarwoto.
Pelayaran Spirit of Majapahit ini akan dimulai pada hari akhir bulan ini.
Rencana ekspedisi ini sebelumnya dirancang dengan melibatkan para ahli sejarah dan perkapalan dari Jerman, Belanda, Prancis, Jepang, Institut Teknologi Surabaya, Universitas Hasanuddin, Universitas Sumatera Utara, dan Universitas Indonesia dan bekerjasama dengan Takushoku University.
Kegiatan ini akan meliputi napak tilas pelayaran Majapahit ke Jepang pada awal bulan Mei-Juli 2016 dengan rute Jakarta-Pontianak-Brunei Darussalam-Manila-Jepang.
Kegiatan lainnya adalah menjadikan kapal layar Spirit of Majapahit sebagai simbol dari semangat maritim Majapahit dan menjadi monumen di Jepang.
Deputi Bidang Koordinasi Sumber Daya Manusia, IPTEK, dan Budaya Maritim Kementerian Koordinator Bidang Maritim dan Sumber Daya, Safri Burhanuddin menyatakan pihak pemerintah Indonesia tidak terlibat dalam pembiayaan pembuatan kapal tersebut.
Dia menuturkan pembangunan kapal ini membutuhkan waktu 3--6 bulan. “Dana memang gabungan tetapi bukan spesifik dari kami. Dari pihak Jepang lebih banyak. Kapal ini mereka yang bangun, kami hanya mengisi peralatan dan sumber daya manusianya,” jelas Safri.
Safri juga mengakui bahwa sesampainya di Jepang, kapal tersebut akan dimuseumkan di Tokyo, sehingga 11 personil dalam tim ekspedisi akan kembali ke Indonesia dengan pesawat. “Kapal tersebut fix akan dilepas akhir minggu ini, kami menunggu kesiapannya semua,” jelasnya.