Kastil Drakula tetap punya pesona tersendiri dan menjadi salah satu magnet utama bagi Rumania untuk menggaet turis asing berkunjung ke negara itu.
Dari Bukares, Ibu Kota Rumania, istana atau kastil yang sudah menjadi ikon dan melegenda lebih dari 7 abad itu dapat ditempuh sekitar 3 jam perjalanan dengan kendaraan dengan jarak kurang lebih 120 km dari pusat kota ke arah selatan.
Pada Selasa (20/3) pagi hingga petang bersama sebagian delegasi Badan Kerjasama Antar Parlemen (BKSAP) DPR, Bisnis sempat mengunjungi kastil yang sangat terkenal itu.
"Belum sah ke Rumania kalau tidak mengunjungi kastil Drakula," ujar Gading W.A. Parasati, Sekretaris II KBRI di Bukares, berkelakar.
Sampai di istana abad pertengahan itu selepas tengah hari setelah makan siang di restoran yang lokasinya tak jauh dari objek wisata tersebut.
Hujan salju cukup lebat menemani perjalanan kami hingga selepas Sinaia, kawasan resor terkenal yang berada di pegunungan Carpathia bernuansa campuran antara eksotika zaman lampau dan gaya masa kini yang serba modern.
Di kawasan ini sempat mengunjungi kompleks istana bersejarah, yaitu Peles dan Pelisor. Di Pelisor kabarnya Megawati Soekarnoputri saat menjadi presiden pernah dijamu secara resmi ketika melakukan kunjungan kenegaraan ke Rumania pada 2003.
Di tengah terpaan hujan salju, sejumlah turis terlihat asyik menikmati bangunan bersejarah itu berikut pemandangan sekitarnya yang indah.
Boleh-boleh saja turis asal Indonesia berwisata ke negara yang cukup banyak memiliki kastil atau istana zaman pertengahan atau sesudahnya. Namun, idealnya, kita harus piawai juga menggaet turis asal negara ini berkunjung ke Indonesia.
Abdul Kadir Karding, anggota delegasi BKSAP DPR, mengamini harapan saya. “Iya, itu harus kita perjuangkan dalam diplomasi,” ujarnya.
Jalan Berkelok
Menuju kastil drakula, suasana perjalanan agak berbeda. Jalan berkelok dengan medan turunan yang sebelumnya bersalju berangsur mulai kering. Tapi suhu masih tetap dingin, sekitar 3 derajat Celsius.
Kastil yang dituju mulai tampak dari kejauhan saat Anda memasuki daerah bernama Bran. Berlokasi cukup tinggi di atas bukit, istana ini tampak masih kokoh dan terawat.
Arsitektur kuno abad 13 sepertinya kian membuat tempat tinggal Vlad Tepes atau yang lebih dikenal dengan julukan Vlad Dracula itu melegenda.
Serombongan turis terlihat berkumpul di depan loket karcis. Kelompok lainnya melahap jalan mendaki menuju pintu masuk di kastil.
Jikatidak ingin langsung menaiki tangga menuju pintu masuk, kita bisa menikmati pemandangan indah di bawahnya atau untuk sekadar berfoto.
Saat berada di dalam kastil, kami ditemani pemandu untuk melihat ruang-ruang dengan segala isinya. Pemugaran, restorasi, renovasi hingga penempatan sejumlah replika membuat wajah istana dan segala atributnya itu seolah tetap milik masa lalu.
Dari ruang-ruang yang ada, pengunjung bisa menebak aktivitas atau kebiasaan para penghuninya. Ada ruang makan, ada ruang pertemuan, ada ruang keluarga dan lain sebagainya. Umumnya turis penasaran dengan ruangan yang berisi mahkota dan pedang panjang kesayangan Vlad.
Ada juga ruangan yang memajang sejarah legenda drakula berikut gambar-gambar atau foto yang bisa membuat nyali ciut. Sudut-sudut gelap di dalam maupun luar ruangan makin menambah kesan horor.
Kastil Vlad saat itu berfungsi juga sebagai benteng pertahanan. Sejumlah meriam berukuran kecil terlihat dalam posisi siap tembak di titik-titik strategis.
Maklum ketika itu Vlad sedang seru-serunya bertempur dengan pasukan Turki Usmani pimpinan Sultan Mehmed II.
Sampai akhir hayatnya pada 1476, tewasnya Vlad dan keberadaan jasadnya tetap menyisakan misteri. Kastilnya pun, yang resminya bernama Bran Castle, tidak mempunyai jawaban pasti.
Yang jelas, istana drakula berhasil menjadi ikon bagi turis dunia hingga saat ini. Suhu dingin nyaris nol derajat tidak menjadi halangan bagi wisatawan untuk mengetuk pintu rumahnya.