Kepulauan Faroe menyajikan bentang alam yang begitu menakjubkan, pemandangan sejumlah satwa yang asyik berkeliaran, dan petualangan kuliner yang mengesankan.
Kepulauan Faroe merupakan kepulauan terpencil yang dikelilingi laut dan berlokasi antara Norwegia dan Islandia. Awalnya, wilayah yang memiliki 18 pulau ini ditempati oleh viking Norwegia pada abad ke-9 dan ke-10, dan sekarang merupakan pos terdepan dari Kerajaan Denmark.
Sempat dianggap misterius karena lokasinya tidak ditemukan di mesin pencari google, ada banyak titik-titik lokasi tertentu di kepulauan ini yang memang masih belum banyak terjamah.
Belakangan ini, seperti dikutip dari Bloomberg, Faroe kian menggeliat sebagai destinasi wisata. Jumlah penerbangan dari Kopenhagen, Edinburgh, dan Reykjavik ke Kepulauan Faroe mengalami peningkatan 10% setiap tahun selama 5 tahun terakhir. Tiga hotel baru berskala besar akan dibuka di sepanjang pantai Faroe pada 2020.
Di kepulauan seluas 1.399 kilometer ini –sekitar dua kali lipat dari Jakarta- pengunjung bisa menikmati aneka panorama pegunungan vulkanik, burung-burung liar, dan air yang mengalir begitu jernih. Pemerintah setempat menyediakan fasilitas helikopter dan perahu untuk mengantarkan pengunjung ke destinasi tersebut.
Kepulauan yang memiliki pesona alam yang melampaui rata-rata ini menyajikan banyak aktivitas seru yang bisa pengunjung lakukan ketika bertandang. Bentuknya beragam, mulai dari mendaki gunung, diving, menonton atraksi hewan hingga bermain dengan sejumlah domba jinak yang berkeliaran.
Berikut beberapa kegiatan serta titik menarik yang bisa Anda jajaki ketika berkunjung ke Kepulauan Faroe.
Pulau Eysturoy
Pulau Eysturoy merupakan salah satu pulau di Faroe yang memiliki sejumlah puncak gunung, termasuk yang tertinggi. Sensasi mendaki di pulau tersebut begitu menantang dan selayaknya bermain peran dalam Game of Thrones. Medan ini sangat cocok untuk pemula, asalkan tidak takut pada ketinggian.
Budaya Mendayung
Bagi para penduduk asli Faroe, mendayung merupakan olah raga nasional yang biasa dilakukan dengan menelusuri permukiman viking di daerah tersebut. Ini berkaitan dengan tradisi grindadarp, sebuah aksi perburuan ikan paus yang diyakini sebagai sumber makanan vital.
Mendayung menjadi olah raga klub yang populer. Ada sejumlah kompetisi yang rutin diadakan, dimulai dari Klaksvik pada Juni dan diakhiri dengan lomba perahu di Olavsoka pada akhir Juli. Bisa dikatakan, waktu terbaik untuk mengunjungi pulau ini adalah pada Juni hingga Agustus. Ini adalah momen ketika Kepulauan Faroe mengadakan banyak festival tradisional yang unik, seperti festival musim panas, faroe islands regatta, dan festival olavs.
Domba Menggemaskan
Di kepulauan tersebut terdapat 80.000 ekor domba liar, populasinya jauh lebih banyak daripada penduduk yang tinggal di dalamnya yang hanya sekitar 50.000 orang. Tidak heran, nama lain dari kepulauan ini adalah Kepulauan Domba. Destinasi satu ini memang unik. Ini adalah pemandangan yang tidak ada di kawasan wisata lainnya kecuali di Kepulauan Faroe.
Menyetir
Konon, salah satu kesenangan terbesar yang sederhana yang bisa dilakukan di Kepulauan Faroe adalah mengemudi. Berkat infrastruktur modern dari jalan, jembatan, dan terowongan bawah laut yang menghubungkan pulau-pulau, Anda dapat menyusuri jalanan sambil menikmati pemandangan yang eksotis dengan berkendara roda empat.
Arsitektur Faroese
Di Kepulauan Faroe, pengunjung akan dapat melihat rumah-rumah tradisional yang umumnya dibuat dari basalt dan atap rumput. Versi modern dan geodesi ini dapat ditemukan di Desa Kvívík, dirancang dari bahan daur ulang dan berkelanjutan oleh arsitek Denmark Kari Thomsen dan didukung oleh panel surya kecil.
Restoran Koks
Koks adalah restoran bintang Michelin pertama di Kepulauan Faroe. Resto ini terletak di lembah, jauh dari jalan utama. Alam di sekitar, seperti danau dan bukit siap menemani pengunjung selama menyantap makanan. Semakin syahdu dengan iklim yang berangin.
Kendati terpencil, sajiannya terbilang mewah. Menu yang ditawarkan di resto ini sangat menggugah selera. Cita rasa makanan lokalnya disulap kekinian. Makanan di resto ini berasal dari tradisi turun-temurun di Pulau Faroe. Tersedia sekitar 17 menu hidangan, di antaranya ikan kod , daging kambing kering, landak laut, dan mahoni kering.